tidak ada judul

29 September 2008


20 tahun adalah sebuah masa yang sudah cukup untuk dibilang dewasa. Banyak artian tentang makna dewasa, patokan umur memang bukan sebuah ukuran untuk mengatakan kepada seseorang bahwa dia sudah dewasa. Namun waktu 20 tahun saya rasa sudah cukup lama dan manusia ketika mencapai umur tersebuat sudah mengalami dinamika kehidupan yang kompleks, berbagai masalah telah dialami dan berbagai solusi tentunya berusaha untuk dicetuskan. Sehingga kiranya sudah mengetahui segala konsekuensi dalam setiap perilaku dan pekerjaan. Maka hal ini, cukup untuk menjadi modal kedewasaan seseorang. Kedewasaan memang sebuah pilihan. Ketika kita tahu konsekuensi setiap perilaku dan pekerjaan maka kita bisa memilih dan berani memutuskan dan siap untuk menanggung resiko yang timbul atas pilihannya itu. Misalkan kita terhimpit dalam dua masalah yang masing – masing mempunyai konsekuensi negative . Dan mau tidak mau kita harus memilh salah satunya. Maka kedewasaan seseorang sangat dibutuhkan pada saat ini. Harus memilih satu dari dua masalah tadi yang memiliki resiko paling kecil. Dan apabila masalah tersebut berhubungan dengan halayak ramai, maka dahulukan kepentingan umum terlebih dulu. Mengakhirkan kepentingan pribadi. Jadi menurut saya umur 20 tahun sudah cukup patut untuk mengatakan kepada seseorang dengan kata dewasa, dengan segala lika – liku dan dinamika kehidupannya. Namun disini saya tidak akan membicarakan tentang arti dewasa ataupun yang berhubungan dengan kata itu. Yang akan saya tuliskan sekarang adalah sebagai berikut.

Pada edisi kali ini saya akan menuangkan isi perasaanku yang menyimpan banyak gejolak hidup. Selain itu juga akan mengungkapkan bagaimana perasaanku pada ultah yang ke 20, yang kebetulan tiba di penghujung bulan ramadhan ini, yang kemudian bersiap untuk merayakan hari raya idul fitri tanpa belaian keluarga. Saya terhimpit dua kesedihan yang sangat pedih jika dirasakan. Aroma surga yang dibawa romadhon akan segera pergi, terpukul rasanya hati ini, sedangkan hangat pelukan keluarga tak akan datang untuk sekedar berkunjung menjadi obat pada hari raya nanti. Oooohhhh…..seakan aku terhanyut dalam kepedihan ini. Bapak…ibu…”Sembah sungkem kawulo aturaken, sugeng riyadi sedoyo lepat kulo nyuwun pangapunten. Mbok bilih wonten rioyo puniko, dalem dereng saged mbekto sekedik bebungah dumateng bapak soho ibu. Pramilo pangestu bapak soho ibu sangeet sangeeet..kulo ajeng ajeng…”.

Tapi kalo yang satu ini nampaknya terasa sedikit membawa aroma yang berbeda. Tanpa terasa usiaku kini sudah mengintip kematangan usia rata rata manusia, 20 tahun. Layaknya orang yang sedang ber-ultah, mereka tampak bahagia. Tertawa riang dengan segenap keluarga dan kerabat serta teman dekatnya. Namun yang terjadi padaku sungguh tidak sewajarnya.Saya jadi merasa sedikit bingung. Dengan dua keadaan yang kontra seperti ini, saya harus bagaimana??? Apa yang harus aku perbuat?? Beberapa hari aku berpikir, menimbang, yang pada akirnya saya pun mendapat sebuah pencerahan.

Berkat gol yang diceploskan henry dan messi pada laga derby catalan, membuat hati lega. Maka saya pikir lebih enak menceritakan keberhasilan barca dalam laga derby ketimbang mengurus kebingunganku. Begini jalan ceritanya. Seperti biasa setelah peluit dibunyikan barca menguasai bola dan mengontrol jalannya perandingan. Namun pada menit ke 20, Coro pemain espanyol justru bisa mencuri gol terlebih dahulu memanfaatkan kemelut yang terjadi di depan gawang victor valdes. Sekor 1- 0 selama 50 menit membuat hatiku tambah gelisah dan kecewa. Namun usaha barca baru menuai hasil di menit ke 74. Henry menyamakan kedudukan menjadi satu sama lewat sontekkan lirihnya. Hatiku mulai agak mendapan pencerahan, minimal barca pulang dengan membawa poin walaupun itu hanya satu. Saya pun masih terpepet dengan kecemasan lantaran pertandingan masih berlangsung. Yang pada akhirnya Pep Guardiola (palatih barca) mengeluarkan seluruh kekuatan serangnya dengan menggantikan eric abidal dengan eto’o, serta bojan menggantikan eidur gudjonsen. Pada 20 menit terakhir permainan nyaris hanya setengah lapangan lantaran barca selalu menekan. Namun golpun tidak kunjung datang. Dan pada akhitnya eto’o yang dijatuhkan di kotak terlarang membuat wasit menunjuk titik putih sebagai hadiah penali. Lionel messi pun sukses mengecoh kipper kameni yang merubah sekor menjadi 2 – 1 untuk kemenengan barca. Hidup barca……

0 komentar: