Messi Fantastic, Barca Terus Berlari

30 November 2008


Perjalanan LA Liga kini telah sampai pada minggu yang ke 13. Barca yang pada pertemuan sebelumnya ditahan imbang Getafe 1 – 1, kini mulai bangkit kembali. Messi yang menjadi pahlawan pada big mach melawan salah satu tim terberatnya Sevilla, dengan menceploskan 2 gol dan satu gol lainnya lahir dari kaki kanan Eto’o ke gawang yang dijaga Palop.

Stadion Ramon Sanchez Pizjuan menjadi saksi terkaparnya tuan rumah Sevilla ketika digasak Barca 0 – 3 pada Minggu (30/11/08). Sevilla terliaht tidak nyaman di stadionnya sendiri. Terbukti dengan dominasi permainan Barca malam itu.

Jalannya pertandingan

Setelah wasit yang memimpin pertandingan membunyikan peluit tanda mulainya pertandingan, kedua tim langsung bermain cepat. Namun Barca yang bertindak sebagai tamu justru mendominasi jalannya pertandingan. Permainan kedua tim berjalan cepat. Barca pun terpengaruh permainan cepat sevilla melalui serangan balik.

Gol pertama Barca lahir dari straiker asal Kamerun Samuel Eto’o pada menit ke 20 dengan memanfaatkan bola liar di dalam kotak penalti Sevilla. Skor berubah 0 – 1 untuk keunggulan Barca.

Sevilla nyaris menyamakan kedudukan dua menit sebelum jeda. Memanfaatkan sebuah tendangan bebas, Frederic Kanoute melepas tendangan yang hanya membentur mistar Barca. Bola mental lantas sukses diamankan kiper Victor Valdes. Skor tetap 0 – 1 hingga turun minum.

Di babak kedua sevilla mencoba menekan Barca, namun kokohnya pertahanan Los Azulgranas yang digalang Gerard Pique dan Carlos Puyol masih terlalu kuat untuk ditembus Luis Fabiano dkk.

Serangan Barca pun semakin keras, dengan mengandalkan tiga straiker andalannya, Henry, Messi, dan Eto’o beberapa membuat peluang. Hingga para pemain belakang Sevilla pun sedikit kocar kacir.

Kemudian pada menit ke79 sundulan Xavi Hernandes mengumpan kepada Messi dan menggiringnya dengan kemampuan dribel bola yang lengket menusuk ke kotak penalti Sevilla dengan melewati beberapa pemain.

Akhirnya dengan sepakan keras kaki kirinya Messi mampu menjebol jala Sevilla yang pertama pada pertandingan malam itu. Palop pun hanya bisa gigit jari atas terjadinya gol yang kedua ke gawangnya. Skor 0-2 untuk keunggulan Barca.

Lalu pada menit ke 80 aksi Messi semakin ganas dengan menembus pertahan kiri Sevilla dan langsung memberi umpan silang kepada Eto’o yang berdiri bebas di depan gawang Sevilla. Namun Eto’o membuang kesempatan itu karena tendangannya melenceng ke sisi kiri gawang Palop.

Derita Sevilla semakin bertambah ketika Luis Fabiano diganjar kartu kuning kedua setelah terlihat menyikut Sergio Bosquets. Luis fabiano terlihat kecewa dan marah saat dikeluarkan dari lapangan. Official Sevilla pun bergegas menenangkan sang pemain andalannya itu.

Akhirnya Messi menutup malam gemilangnya dengan menciptakan gol yang kedua. Pemain pengganti Alexander Hleb memberi umpan terobosan cantik kepada Messi yang kemudian mendahului kiper Palop.

Dengan kecerdikan dan dribel yang khas, Messi mengitari Palop. Dengan tembakan terukurnya Messi mampu mengubah skor menjadi 0 – 3.

Dengan kemenangan ini Barca semakin kokoh di pencak klasemen LA liga. Dengan mengantongi poin 32 Barca meninggalkan rifal abadinya Madrid yang kebetulan tunduk 1 -3 ditangn Getafe. Sementara Eto’o pun bercokol sendirian di atas pada urutan top skorer dengan mengantongi 14 gol. Bravo Los Blugranas…


Selengkapnya......

Atsar Negri Para Nabi

29 November 2008


Negri yang juga disebut sebagai Bumi Kinanah ini memang menarik. Sudah sekian ratus tahun lamanya nabi yang pernah hidup di negri ini telah wafat. Namun atsar kenabian masih akrab dengan mesir. Subhanallah….!!
Tapi jangan lupa bahwa Fir’aun pun pernah hidup di sini. Siapa yang tidak kenal orang yang pernah mengaku sebagai Tuhan, siapa yang tidak kenal orang yang ketika mati, bumi manapun tidak mau menerima jasadnya. Na’u dzu billah min dzalik….!!! Itulah Fir’aun, sehingga sampai saat ini jasadnya masih ada di salah satu museum yang ada di kairo. Maka atsarnya (bukan yang mengaku Tuhan) juga masih akrab dengan Mesir walaupun relatif sedikit.

Waktu itu ketika aku pergi bersama temanku (Saef) ke Gami’ (salah satu nama tempat dekat rumah) untuk membeli kabel printer Misykati yang baru, sungguh aku mengalami hal penting. Ketika kita (Aku dan Saef) sampai ke sebuah toko bernama ‘Ibadurrahman dekat belokan Gami’, Aku mulai melakukan transaksi pembelian kabel. Tiba- tiba salah satu temanku yang lain datang menghampiri dan mengatakan bahwa kabel yang dibutuhkan ternyata sudah ada dirumah. Maka segera Aku menanyakan merek kabel yang lain ke penjual karena Aku lihat di sana hanya ada satu merek, agar Aku tidak jadi membelinya karena di rumah sudah ada.
Setelah Aku bilang ke penjual, orang mesir itu dengan menampilkan wajah yang ceria dan tawadhu’ seraya mengatakan : Aiwa, ma’aleisy. Hagat tani? Penjual bertanya.
Hmmm….Aku berpikir sejenak, lalu Aku membeli kertas A4 satu rim. Aku bilang ke penjual dan menanyakan harganya. Penjual mengatakan kalau harganya 25 pound. Aku segera setuju dan membayarnya dengan uang 30 pound, lalu menunggu kembalian. Setelah semua selesai, Aku dan kedua temanku (Fandi dan Saef) segera pulang.
Sebelum kita beranjak keluar toko, Si penjual menahanku seraya mengatakan : Istanna da’i’ah..! Aku tidak tahu apa yang dia inginkan. Kenapa aku diruruh menunggu sebentar??!! Sedangkan dia (penjual) menelpon seseorang. Aku langsung menanyakan kedua temanku : Bawa passport ?? kebetulan Fandi tidak membawa passport. Lalu Aku suruh dia (Fandi) pulang duluan. Aku hawatir penjual itu memanggil polisi atau mabahis.
Jelas aku kawatir dia adalah salah satu mata mata, pikirku. Lantaran beberapa hari yang lalu ada pemeriksaan di Gami’ kepada orang asing termasuk mahasiswa. Tanpa ada pemberi tahuan dahulu. Alhasil, banyak orang Indonesia yang tertangkap karena tidak membawa passport. Bahkan saat ini ada orang Indonesia yang dulu tertangkap akan segera dideportasi (dipulangkan ke negara asal) karena bermasalah. Aku dan kedua temanku memang tidak bermasalah, karena kita masih punya visa untuk bisa tinggal di Mesir. Tapi kita tetap tidak mau berurusan dengan polisi. Apalagi salah satu temanku ada yang tidak membawa passport.
Aku memang agak panik saat itu. Lalu Aku mendekati penjual itu yang sedang berada di luar toko. Dan menanyakan kenapa Aku harus menunggu sebentar….dia kelihatannya tidak berhasil menghubungi seseorang itu. Dia member isyarat kepadaku agar menunggu sebentar, sementara dia mencoba menelpon lagi. Huh… Aku semakin penasaran. Setelah dia berhenti menelpon dan kelihatannya tidak berhasil juga, dia bilang kepadaku : Ana bettashel shadi’I ‘an taman kirtos dzih.
Mahallat dzih musy bita’ak? Tanya Saef.
Panjual menjawab : Mahallat dzih bita’i ana. Bass ana gheir muta’akkid taman A4 (pakai ejaan bahasa inggris).
Zaei enta matte’rofsy taman? Sahutku.
Penjual berkata : Bass isma’ ya rayis…!! Ana bas’al tanziil taman la liirraf’i. lau taman dzih a’al min khomsah wa ‘isyrin, hagiblak khomsah gineh Kaman. Masyi.??? Tsawanii..
Ooo…Aku baru mengerti apa yang penjual inginkan. Subhanalllah….!!! Ternyata dia masih ragu dengan harga kertas sebesar 25 pound dan dia takut harga itu terlalu mahal, makannya dia menanyakan kepada temannya. Padahal akad kita dalam membeli kertas sudah selesai dan Aku dengan harga 25 pound sudah setuju.
Kemudian penjual berkata kepada Saef : mumkin terga’ wa ta’ud ba’da sa’ah we khudz fulusak..!!
Kemudian Saef menanyakan tentang perkataanya kepadaku dan Kita bersepakat untuk langsung pulang saja dan mengikhlaskan sisa lima pound itu. Setelah Aku mengatakan kepada penjual, dia lagsung berkata : La, lau akhudz dzih khomsah gineh, harom.
Singkat cerita, dia tetep tidak mau begitu saja menerima sisa uang itu. Sedangkan Aku dan Saef keburu pulang karena sudah ditunggu teman yang lain. Hingga pada akhirnya penjual bilang kepadaku, apabila nanti Aku ke sini lagi tolong ambil saja uang itu, sambil Dia memperkenalkan diri. Mahmud namanya.
Itulah yang membuat Aku merasa terenyuh. Bagaimana tidak?? begitu hati hati Dia dalam mencari rizki, apalagi menyangkut hak orang lain sedangkan Kita?? Apalagi waktu itu Aku malah mempunyai perasaan buruk sangka kepadanya. Huh…. Ironis sekali. Ini membuktikan bahwa keimanan itu mempunyai tingkatan. Dan perbedaan Aku kepadanya bener – bener membuatku seakan adalah seorang Compong yang bersu’udzon kepada orang yang wira’i.
Robbi habli imanan kaamilan, waj’alli min ‘ibaadikas sholihin..amin.
Demikian sedikit contoh akhlaq salah seorang mesir yang menjadi bukti bahwa Mesir adalah Negri para nabi. Dan atsar kenabiannya pun masih ada. semoga bermanfaat. Amin….

Selengkapnya......

Panggil Aku " Fatchul Machasin " :D

28 November 2008


Kini 20 tahun sudah aku berada dalam alam semesta. Beberapa episode kehidupan yang berbeda telah aku tempuh. Aku diberi nama oleh ayahku dengan “ Fatchul Machasin”. Namun dalam beberapa episode tersebut aku memiliki panggilan yang berbeda beda. Itu memang hanya sebuah panggilan. Akan tetapi bukan panggilan yang dikehendaki oleh bapak ibuku yang telah memberi nama seperti yang tertulis di atas. Bahkan panggilan dengan selain namaku itu muncul saat aku masih kecil dan belum beranjak ke sekolah.

Orang - orang di sekelilingku sering memanggilku dengan panggilan yang selalu berbeda di setiap episode kehidupanku. Di waktu kecil (sebelum menginjakkan kaki di sekolah), ketika masuk pondok pada tingkat SMP di Kalibeber, Wonosobo. Kemudian ketika menginjakkan kaki di Madrasah Aliah Negeri Keagamaan, bahkan sampai aku duduk di bangku perkuliahan. Disemua marhalah tersebut aku memiliki panggilan yang berbeda beda.
Pada masa dimana aku mulai bisa berinteraksi kepada orang lain, dan belum juga masuk sekolah, tetangga - tetanggaku memangilku dengan sebuah panggilan yang bukan namaku. Aku dipanggil dengan nama “pathol”. Padahal yang benar adalah “fatchul”. Ini mungkin bisa dimaklumi lantaran aku sendiri dalam menyebut namaku pun dengan kata ”pathol” karena penggucapanku belum sempurna, waktu itu. Lambat laun panggilan itu mulai hilang dan aku semakin tumbuh besar. Aku pun mulai bisa menyebut namaku dengan pengucapan yang benar.
Lalu ketika aku beranjak ke sekolah menengah pertama (SMP), orang yang ada di sekelilingku kembali menyebutku dengan sebutan yang bukan namaku. Waktu itu aku dipanggil “encek”. Panggilan ini muncul lantaran aku berada dalam satu pondok dengan kakakku. Dan sebenarnya itu adalah panggilan untuk kakakku. Menurut sepengetahuanku, dia dipanggil “encek” karena dia mirip seperti orang cina. Dan aku, sebagai adiknya pun ikut mendapat julukan “encek” pula. Sebenarnya tidak masuk akal, aku dipanggil “encek” karena kakakku juga dipanggil dengan sebutan yang sama. Selama tiga tahun lamanya aku menikamati panggilanku itu dengan kata “encek”. Bahkan pada waktu aku sudah berada di kelas tiga, seorang guru yang juga mengajarku memanggilku dengan nama “tukul” itu adalah nama seorang artis juga pelawak.
Setelah tiga tahun berlalu berada di pandok kota Asri tersebut, kemudian aku hijrah ke kota Solo. Dimana ada sekolah yang bernama MAKN (Madrasah Aliah Keagamaan Negri). Di sekolah ini aku juga tidak lepas dari panggilan yang tidak sesuai dengan namaku. Waktu itu pernah aku dipanggil dengan nama seorang artis terkenal yaitu ”kiwil”. Ini berawal dari seniorku yang memanggil dengan panggilan tersbut. Alasannya mereka melihatku mirip dengan “kiwil”. Hingga kemudian ada kawan sekelasku yang ikut memanggilku dengan sebutan tersebut. Tapi yang memanggilku dengan sebutan itu dari kawan sekelasku hanya satu atau dua orang. Dan panggilan ini tidak berumur panjang. Ketika aku duduk di kelas dua panggilan itu mulai hilang. Aku dipanggil dengan namaku yang benar hingga akhir masa belajar di sekolah tersebut.
Setelah selesai di Solo, aku melanjutkan studiku di Negri para nabi, Mesir. Yang mayoritas mahasiswa yang belajar di sana adalah yang belajar agama. Namun itu tidak membuat aku terlepas dari panggilan yang tidak sesuai namaku. Di Mesir pun aku dipanggil dengan kata “makacong”. Entah berawal dari mana dan siapa nama itu keluar. Yang hingga sampai sekarang nama itu masih akrab denganku. Dan aku juga tidak mengerti kenapa panggilan itu ada padaku. Yang jelas itu mulai dari teman teman dekatku.
Itulah beberapa panggilan yang pernah akrab denganku dari kecil sampai sekarang. Sedangkan aku tetap nyantai dan asyik asyik saja dari dulu sampai sekarang dengan panggilanku itu. Namun apakah itu bermasalah? Dengan memanggil nama orang lain yang tidak sesuai dengan namanya? Mari kita mencoba simak yang di bawah ini, Allah SWT berfirman :
يا ايّها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى ان يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى ان يكنّ خيرا منهنّ ؛ولا تلمزوا انفسكم ولا تنا بزوا بالا لقاب ؛ بئس الا سم الفسوق بعد الايمان ؛ ومن لم يتب فاولئك هم الظالمون
Dari ayat di atas jelas bahwa kita sebagai orang mu’min, pertama, tidak boleh mengejek atau merendahkan orang lain. Entah itu laki laki ataupun perempuan. Barang kali orang yang direndahkan itu lebih baik dari pada yang merendahkan.
Yang kudua, kita juga tidak boleh melebihkan diri kita dan tidak boleh memanggil orang lain dengan panggilan yang bukan namanya (panggilan yang merenddahkan). Karena ini merupakan kefasikan. Maka bagi yang telah melakukannya hendaknya bertaubat kepada Allah SWT, karena barang siapa yang tidak bertaubat, maka tergolong orang - orang yang zdolim.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad, Ad Dhohak berkata : ketika Nabi Muhammad SAW. tiba di Madinah, diantara kita ada yang mempunyai dua atau tiga nama panggilan. Dan ketika rekan rekannya memanggil seorang yang mempunyai panggilan lebih dari satu itu, mereka berkata kepada Nabi SAW. : Wahai Rasululloh, bahwa dia (orang yang di pangil dan mempunyai panggilan lebih dari satu) marah dengan panggilan ini. Maka turunlah ayat di bawah ini :
( ولا تنا بزوا الالقاب )
Dari potongan dalil di atas, kita tahu bagaimana hukum memanggil orang lain dengan panggilan yang tidak sesuai dengan namanya. Lalu Pertanyaannya, bagaimana orang - orang yang memanggilku dengan sebutan - sebutan yang ada di atas? Sedangkan mereka semua adalah orang mu’min.
Kalau boleh aku menjawab ;
Nama panggilan yang mereka sebutkan adalah panggilan yang menurutku tidak merendahkanku, dan aku juga tidak merasa direndahkan. Mengenai panggilan yang seakan mengejekku seperti tukul dan kiwil, hal itu tidak membuatku marah ataupun ingin membalasnya. Bahkan itu adalah hal yang bermanfaat bagiku. Dengan adanya panggilan yang seakan mengejek, itu bisa dijadikan sebagai introspeksi diri. Artinya aku diberi kesempatan untuk merendahkan diri dan tawadu’ serta menghormati orang lain. Orang lain tidak akan angkat topi atau menghormati kita jika kita tidak menghormati orang lain. Itu salah satu hikmahnya. Dan aku juga telah mengikhlaskan hal itu. Dan dengan izin Allah, orang orang yang ada di sekelilingku tidak akan bermasalah, apalagi disusul dengan minta maaf kepada-Nya. Karena panggilan itu tidak ada maksud mengejek dan aku pun sudah mengikhlaskan serta tidak menuntut apapun. Semoga Allah mengampuni semua dosa dosa kita dan kedua orang tua kita. Amin….. Allahu A’la A’lam.

Selengkapnya......