Pasti ada ruang kosong

11 Maret 2009


Hari minggu 8/3/2009, aku mengikuti sebuah acara di tempat seoarang teman, Rizal namanya, alumni pondok at Taqwa Bekasi. Acaranya adalah bagaian terakhir dari IESQ aplication. Waktu itu giliran materi Spiritual Qoetion yang akau dapatkan. Nggak banyak yang aku dapat dari acara itu. Namun ada hal penting yang mungkin seluruh umat manusia harus mengetahuinya. Begini cerita singkatnya.


Dalam sesi pertanyaan, ada salah seorang peserta yang menanyakan sebuah hal kepada presentator. Sebelum dia bertanya, dia menjelaskan beberapa muqoddimah yang menjembatani pertanyaannya itu. Kira2 begini, dia pernah membaca sebuah buku tentang IESQ, bahwa seorang yang telah medapatkan apa yang ia inginkan, pasti merasa ada kekosongan yang ada pada pikirannya. Padahal dalam medapatkan impiannya, seseorang pasti telah bekerja keras, banyak mengalami hambatan yang memaksa untuk berpikir keras bahkan mengisi otaknya itu untuk menggapai ambisinya sepanjang hari. Maka orang tersebut patut untuk merasa puas. Namun yang terjadi tidaklah begitu.

Contoh lain, seorang pemimpin. Menjadi pimpinan tentunya tergolong menjadi sebuah kesuksesan. Bahkan lebih dari itu. Karena hal itu datang dari kepercayaan masyarakat, teman sekitar dan semua orang yang hidup di kanan kirinya. Ini adalah hal yang sangat mahal. Karena siapapun tidak bisa dipaksa untuk mengangkat topi kepada orang lain jika orang itu tidak mengundang simpati. Maka sebuah kepercayaan haruslah dibayar mahal.

Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk membayar kepercayaan rakyat, pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita para anggotanya, pemimpin harus selalu berusaha menciptakan keharmonisan anggota, rakyat, rekan kerja, rekan satu tim, kawan satu rumah, dengan kebutuhan yang berbeda dalam setiap person. Maka beban otak satu rumah, otak satu tim, otak satu kampung, otak rakyat, bahkan otak satu bangsa beribi-ribu, berjuta-juta otak menuntut dan menjadi tanggung jawabnya yang hanya memiliki satu buah otak. Wajar dia sibuk setiap hari, setiap jam, menit bahkan satu detikpun dihitung untuk memikirkan amanatnya.

Masih ada ruangkah dalam otaknya? Ada waktukah untuk mengatur diri sendiri, ada waktukah untuk mengatur keluarganya?? Hingga dalam segi spiritualnya??

Jawabannya adalah, “ADA...!!” ini adalah jawaban dari presentator dalam acara tadi. “Dan pasti ada” katanya, “siapapun itu orangnya, siapapun itu jabatannya”.

Ada ruang yang kosong di dalam otaknya. Seorang pemimpin dalam posisi genting dan darurat dalam menyelesaikan masalahnya, justru lebih terasa ruangnya dan selalu ingin mengisinya. Yaitu sebuah sel yang khusus didesain untuk berkecimpung dalam hal sepiritual. Sel itu tidak akan merasa puas. Karena itu adalah kebutuhan primer bagi makhluk berakal yang bermukim di bumi. Bagian ini selalu akan muncul di berbagai kesempatan. Jike sekarang anda merasakannya hanya sedikit, maka tunggu saja, hal itu akan menjadi besar dan muncul dihadapan anda.

Kebutuhan akan mengenal tuhannya, kebutuhan akan mengetahui siapa penciptanya, dan mengetahui apa tugas dan tujuan ia diciptakan hingga ia kemana akan kembali, selalu menjadi pertanyaan.

Maka jangan segan-segan untuk mengisi sel yang kosong ini,dengan selalu berusaha taat, kapanpun itu, dimanapun itu. Sendirikah itu, berjama’ahkah itu. Yang terpenting hati kita ini menjadi sanggup dan sadar akan tugas kita kepada Allah Ar Rohman, Ar Rohim, Al Malik, Al Kuddus, Al Kholiq, Al A’la wal A’lam bikulli sowabin. Dan berusaha ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya. Semoga mendapat ridho-Nya. Amin.....




0 komentar: